Jatinangor – Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat, Yuke Maulani Septina, S.T.,M.Si., menegaskan pentingnya menumbuhkan kembali semangat berkoperasi di kalangan masyarakat dan ASN. Hal ini ia sampaikan saat membuka kegiatan Pelatihan Peningkatan Kapasitas ASN tentang Perkoperasian, yang digelar di Graha Bustanil Arifin, Ikopin University, Selasa (10/6/2025).
Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat dengan Program Studi Magister Manajemen Ikopin University, dan akan berlangsung selama tiga hari, dari 10 hingga 12 Juni 2025. Pelatihan ini diikuti oleh ASN dari lingkungan Dinas, sebagai bagian dari upaya penguatan kelembagaan dan peningkatan pemahaman terhadap dinamika koperasi masa kini.
Dalam sambutannya, Yuke menyoroti kenyataan bahwa masih banyak koperasi di Jawa Barat yang belum menunjukkan kinerja optimal. Dari total sekitar 33.000 koperasi yang tersebar di seluruh kabupaten/kota, hanya 40 persen yang masih aktif menjalankan kegiatan. Lebih memprihatinkan lagi, hanya sebagian kecil yang melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT), yang menjadi indikator dasar keberfungsian koperasi.
“Tantangan kita terbesar di Jawa Barat adalah banyak koperasi yang stagnan. Dari 33.000 koperasi, mungkin hanya 40 persen yang jalan dan hanya separuhnya yang mengadakan RAT. Kewenangan provinsi ada 2.400 koperasi, yang aktif hanya 1.700, dan yang RAT hanya 500,” ungkapnya di hadapan para peserta.
Namun, menurut Yuke, akar masalah tidak semata-mata pada koperasi itu sendiri, melainkan juga pada cara pandang masyarakat terhadap koperasi.
“Mungkin dari kita sendiri yang tidak bangga menjadi anggota koperasi. Karena itu, kita galakkan lagi kampanye untuk menggiring semua orang mencintai koperasi — Bangga Berkoperasi,” tegasnya.
Pernyataan tersebut menjadi penekanan utama dalam arah kebijakan pembinaan koperasi di Jawa Barat ke depan. Melalui kampanye yang berkelanjutan dan penguatan peran ASN sebagai agen perubahan, diharapkan semangat berkoperasi kembali tumbuh, tidak hanya sebagai bagian dari kebijakan ekonomi, tetapi juga gerakan sosial berbasis gotong royong.
Rektor Ikopin University, Prof. Dr. Ir. Agus Pakpahan, M.S., yang turut memberikan sambutan dalam acara ini, menyoroti potensi koperasi sebagai solusi sistemik terhadap berbagai persoalan masyarakat, termasuk di sektor pendidikan.
“Koperasi bisa menjadi instrumen untuk menurunkan biaya pendidikan di Indonesia dengan menurunkan kohesif fee (biaya kohesif),” ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa melalui mekanisme koperasi, biaya yang dibebankan kepada masyarakat bisa ditekan, dengan mengelola sumber daya secara kolektif, transparan, dan efisien. Hal ini hanya bisa terwujud jika koperasi dikelola secara profesional, akuntabel, dan mendapatkan dukungan kebijakan yang berpihak.
Dengan semangat Bangga Berkoperasi, Jawa Barat diharapkan mampu menata ulang ekosistem koperasinya agar menjadi kekuatan ekonomi rakyat yang mandiri, tangguh, dan berakar di tengah masyarakat.
Baca Juga Bima Arya Sugiarto: Ekosistem Koperasi Desa Merah Putih di Garut Siap Jadi Percontohan Nasional
Pewarta : Zain Nauval
Fotografer : Nurwanto Ambari