Bandung- Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat berkolaborasi dengan Dinas KUKM Kota Bandung, Korda Pendamping UMKM Naik Kelas Kota Bandung menggelar kegiatan bertajuk “UMKM Naik Kelas dengan Digital dan Akses Pembiayaan” serta Gelar Produk UMKM Lokal Unggulan bertempat di Ruang Publik Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat, Jl Soekarno Hatta 705 Bandung, Rabu (2/7).
Acara dibuka Sekretaris Dinas KUK Jawa Barat, Tatang Suryana dihadiri 60 pelaku UMKM Naik Kelas Kota Bandung. Para peserta diberi pelatihan keuangan digital, literasi pembiayaan, serta kesempatan menampilkan produk unggulannya dalam gelar UMKM lokal. Kegiatan ini menghadirkan berbagai stakeholder, mulai dari lembaga keuangan PT Bank Perekonomian Rakyat Ukabima Lumbung Sejahtera, Keamanan Siber UMKM APAC Cybersecurity Fund Mien R. Uno Foundation, hingga pendamping UMKM naik kelas.
Menurut Tatang, tujuan kegiatan ini mendorong pelaku UMKM untuk membuka akses pasar yang lebih luas serta memperkuat ekosistem usaha mikro dan kecil berbasis teknologi. Dinas KUK Jawa Barat terus mendorong UMKM untuk naik kelas melalui transformasi digital dan kemudahan akses pembiayaan.
“Digitalisasi keuangan dan kemudahan akses pembiayaan adalah dua kunci penting agar UMKM mampu tumbuh berkelanjutan,” ujarnya. Acara juga diramaikan oleh pameran produk lokal unggulan dari berbagai peserta, menampilkan inovasi kreatif UMKM binaan yang siap bersaing di pasar lokal dan nasional.
Korda Pendamping UMKM Naik Kelas Kota Bandung, Teti menjelaskan, kegiatan ini bertujuan mendorong transformasi digital UMKM, khususnya dalam pengelolaan keuangan melalui pemanfaatan layanan keuangan digital (digital payment, pencatatan digital, dsb). Selain itu, meningkatkan literasi dan akses pembiayaan bagi pelaku UMKM melalui pertemuan langsung dengan lembaga keuangan dalam hal ini BPR Ukabima Lumbung Sejahtera.
“Kita juga gelar produk temen-temen UMKM naik kelas Kota Bandung tujuannya membuka akses pasar, sehingga pelaku UMKM memiliki peluang memperluas jangkauan pemasaran. Terpenting, membangun jejaring dan sinergi antar pelaku UMKM, mitra bisnis, dan instansi pembina dalam rangka memperkuat ekosistem usaha kecil yang berdaya saing,” katanya.
Pada kesempatan ini diberikan materi terkait penetapan Harga Pokok Produksi (HPP) oleh pendamping UMKM Naik Kelas Kota Bandung yang juga Dosen Universitas Winaya Mukti. Dengan pelatihan ini akan meningkatkan kapasitas dan kualitas produk UMKM, agar mampu memenuhi standar pasar modern dan bersaing secara berkelanjutan.
Nining menjelaskan, dengan mengetahui HPP, pelaku usaha dapat menetapkan harga jual yang kompetitif dan tetap menguntungkan, tanpa merugi atau terlalu mahal bagi konsumen. Disamping HPP menjadi dasar dalam menghitung keuntungan bersih (laba) dari setiap produk atau jasa yang dijual.
“HPP membantu pemilik usaha mengetahui komponen biaya terbesar dan mengontrol pengeluaran agar lebih efisien. Selain membantu dalam menyusun anggaran, strategi penjualan, target produksi, hingga evaluasi performa usaha. Terpenting, UMKM tidak boncos alias rugi,” katanya. (de)